Mata Internet Dunia: 10 Dosa Besar Soeharto yang paling Fatal di Indonesia -
Sulit menggambarkan mantan Presiden Soeharto. Sosok yang telah memerintah Indonesia selama 32 tahun ini, dipuja sekaligus dibenci. Tak bisa dipungkiri, ekonomi Indonesia saat pemerintahannya, sempat melaju pesat. Indonesia bahkan pernah dijuluki sebagai raksasa ekonomi dari Asia Tenggara.
Tapi kesuksesan itu harus dibayar mahal. Utang membengkak, kebebasan berpendapat diberangus, mereka yang tak sejalan dengan The Smiling General ini harus mendekam dibalik jeruji penjara.
Berikut 10 Dosa Besar Soeharto yang paling Fatal di Indonesia:
1. Soeharto menikam bung karno dari belakang
Soeharto menahan Soekarno di Wisma Yasoo, Jl Gatot Soebroto, Jakarta. Rumah ini dulunya adalah kediaman salah satu istri Soekarno, Ratna Sari Dewi.
Soekarno pernah berpesan ingin dimakamkan di kawasan batu Tulis Bogor. Di tengah hamparan sawah, pegunungan dan gemericik air sungai.
Tapi Soeharto merasa terlalu berbahaya jika makam Soekarno terlalu dekat dengan Jakarta. Dia memindahkan lokasi penguburan ke Blitar, Jawa Timur. Alasan Soeharto, Soekarno sangat dekat dengan ibunya dulu di Blitar.
Selama menjadi tahanan politik, kondisi Soekarno semakin memburuk. Dia menderita penyakit ginjal dan rematik.
Pemerintah Orde Baru tak pernah memperlakukan Soekarno sebagai mantan pemimpin besar. Mereka memperlakukan Soekarno seperti penjahat politik yang berseberangan dengan penguasa.
Orde Baru memandang Soekarnois atau pengagum ajaran Bung Karno sama berbahayanya dengan Partai Komunis Indonesia. Maka saat pembunuhan itu, seringkali para algojo tak ambil pusing apakah target mereka Soekarnois atau komunis.
Jika mau melawan, sebenarnya massa pendukung Soekarno masih banyak. Begitu pula tentara loyalis Soekarno.
Setidaknya ada angkatan udara, KKO (sekarang marinir), Divisi Siliwangi dan Brawijaya yang loyal padanya. Tapi Soekarno memilih mengalah, walau diperlakukan seperti tawanan. Dia tak ingin ada banjir darah lagi di Indonesia.
Soeharto melarang semua orang menjenguk Soekarno. Termasuk keluarga dekatnya. Ada pengawal kesayangan Soekarno yang juga akhirnya dipenjara oleh Soeharto.
AKBP Mangil Martowidjojo mungkin adalah perwira polisi yang paling disayang Soekarno. Perwira polisi ini adalah Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Bung Karno.
Mangil mendampingi Soekarno mulai dari detik proklamasi, hijrah ke Yogyakarta hingga melindungi Soekarno dari ancaman granat dan penembakan.
Tahun 1967, Mangil tak membiarkan konvoi Soekarno dihadang tentara RPKAD. Dia adu gertak dengan perwira RPKAD, sementara anak buahnya kokang senjata melindungi Soekarno.
Setelah peristiwa itu, Soeharto kemudian membubarkan DKP. Mangil pun terpaksa meninggalkan Soekarno.
2. Pembunuhan masal tahun 1965
Sejenak kita menengok tepatnya pada tahun 1965. Sebuah peristiwa besar telah terjadi di Indonesia. Menjadi sejarah pada masa transisi kepemimpinan Soekarno dengan kekuatan seorang Mayjen Soeharto. Peristiwa tersebut diawali dengan terjadinya pembunuhan para perwira Angkatan Darat (AD) pada 1 Oktober 1965 dini hari.
Dulu sering kita menyebutnya dengan istilah Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI). Karena memang pada waktu itu timbul perspektif dari kalangan masyarakat bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi dalang dibalik aksi pembunuhan para perwira AD tersebut. Kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki oleh seorang Mayor Jendral Soeharto, seakan menutupi segala kemungkinan keterlibatannya dalam tragedi 1965.
Sejarah bisa dimanipulasi dengan kekuasaan yang dimiliki. Namun, setelah lengsernya kekuasaan Soeharto pada tahun 1998, para sejarawan mengkaji ulang lebih dalam dari peristiwa kejahatan kemanusiaan tarsebut kaitannya dengan keterlibatan Soeharto. Hal itu terbukti, saat ini justru fakta sejarah lebih mengarah pada keterlibatan Soeharto dalam aksi pembunuhan para perwira AD Indonesia.
Terlihat dari adanya keterlibatan AD yang pada waktu itu dibawah pimpinan Soeharto dengan didukung Amerika, Inggris, maupun sekutunya melakukan pembunuhan terhadap 7 perwira AD. Jelas sekali adanya kepentingan politik yang didukung kekuasaan Soeharto pada masa itu.
3. Soeharto berdosa memperkaya diri,keluarga dan konconya
Muhammad Soeharto adalah Presiden ke-2 Indonesia dengan masa jabatam 32 tahun (1967-1998). Soeharto dan keluarganya menggunakan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri dan teman-teman mereka, mendapatkan miliaran dolar terhadap perusahaan pemerintah dan amal.
Menurut Transparansi Internasional Korupsi Laporan Global 2004, Soeharto adalah di atas daftar pemimpin korup yang paling depan dalam sejarah dunia. dengan dugaan menggelapkan dana antara US $ 15-35 Miliyar selama 32 tahun jabatannya.
4. Soeharto berkuasa melebihi raja
Praktek-Praktek Orde lama yang dulu di kutuk oleh soeharto, Justru dilakukan oleh soeharto dengan rezimnya lebih parah lagi.lebih kejam dan lebih sadis, lebih leluasa tanpa kontrol dengan tindakan represif bertangan besi. Negara hukum telah lenyap menjadi negara kekuasaan mutlak.
5. Soeharto menjadikan Indonesia HAM paling buruk di Dunia
Wimanjaya pernah mengemukakan dalam buku "Primadosa" yang dilarang rezim Soeharto, bahwa musuh yang paling besar bagi bangsa Indonesia adalah ekstrim Pancasila Munafik(Espansifik).
Dengan ekstrim Pancasila Munafik rakyat dan Bangsa Indonesia dibawa oleh Soeharto kepada jalan yang sesat. Barulah pada suatu saat krisis dan berbahaya bagi bangsa, kita sadar bahwa sesungguhnya kita ini sudah lama menempuh jalan bengkok yang tersesat, dan tentunya membahayakan.
6. Manipulator Sejarah Merobohkan Gedung Proklamasi
7. Dosa kepada Pejuang Kemerdekaan dan ABRI
8. Menggiring ABRI berpihak Golkar
9. Membuat hutan untuk Bob Hasan Dkk
10.Ketuhanan yang Maha Esa Menjadi Keuangan yang Maha Kuasa
Buku ini saya baca pada tahun 1999 dan saat ini saya buat tulisan ini agar penerus bangsa yaitu para pemuda dan pemudi Indonesia , bisa belajar sehingga tidak terjebak lagi oleh segelintir manusia yang menamakan diri pembela rakyat atau apapun mereka menamakan dirinya sampai rakyat terpesona dan memilihnya sebagai pelaksana perjalanan Negara dan bangsa.