Mata Internet Dunia: 7 Dokumen paling Rahasia yang Mempermalukan Amerika -
1.Rusia Dibilang Negeri Klepto
Dalam sebuah dokumen kawat rahasia antara kedubes AS dengan Washington, terungkap bahwa AS menilai Rusia sebagai negeri korup, kleptokrasi otokratis yang semuanya berpusat di Perdana Menteri Vladimir Putin (sekarang Presiden Rusia). Dalam kawat lainnya, AS menyebut Presiden Dmitry Medvedev (sekarang Perdana Menteri Rusia) sebagai "Robin" dan Putin sebagai "Batman".
Pernyataan itu mengutip penilaian seorang jaksa Spanyol Jose 'Pepe' Grinda Gonzalez yang menyatakan bahwa Belarus, Chechnya dan Rusia adalah "negara mafia" virtual.
Sebuah kawat diplomatik AS menyebutkan, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi sebagai orang yang tak acuh dan banyak mengambil keuntungan dari "perkawanan jahat" dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin.
"Berlusconi sangat mengagumi gaya Putin yang macho, tegas, dan otoriter. Gaya itu menurut Berlusconi pas dengan dirinya," demikian bunyi kawat tersebut.
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dinilai AS sebagai orang yang cenderung selalu salah mengambil keputusan. AS menyebutnya "(Rudd) selalu membuat pernyataan tanpa berkonsultasi dulu dengan negara lain atau dengan anggota pemerintahan Australia lainnya".
"Cara kerjanya menunjukkan bahwa dia tidak memiliki staf maupun pengalaman yang bisa melakukan pekerjaan dengan benar," demikian bunyi kawan tersebut.
Presiden Afganistan Hamid Karzai dinilai tidak cakap untuk menjadi seorang presiden. "Karzai adalah seorang penakut dan orang yang lemah dan tidak memahami pengetahuan dasar untuk membangun bangsa," demikian bunyi kawat diplomatik kepada Washington.
Sebagai informasi, Karzai adalah presiden boneka AS yang dipasang untuk menggulingkan kekuasaan Taliban di Afganistan. Karzai sebelumnya bermukim di AS.
Pada 2004, secara diam-diam, seorang warga negara Jerman ditangkap di Makedonia dan ditahan di penjara rahasia milik CIA. Selain itu, dalam kawat diplomatiknya, AS juga menyebut Kanselir Jerman Angela Merkel sebagai orang yang "berpotensi melawan dan tidak kreatif".
Sebuah dokumen AS menungkapkan bahwa banyak tahanan di penjara Guantanamo, Kuba sebenarnya tidak berdosa dan masuk kategori berisiko rendah terhadap AS. Hanya 220 dari 780 tahanan yang benar-benar dikategorikan teroris berbahaya.
"Tidak jelas mengapa tahanan itu dipindahkan ke GTMO (Guantanamo)…. Dari hasil asesmen terungkap bahwa mereka bukanlah musuh kombatan."
Sebuah rekaman video mengungkapkan pembunuhan warga sipil AS, termasuk seorang wartawan Reuters di Irak pada 2007. Pembunuhan oleh tentara AS melalui helikopter Apache itu menjadi skandal terbesar dalam militer AS. Rekaman itu dipublikasikan secara online dengan judul "Collateral Murder" (pembunuhan salah sasaran).
Prajurit itu membunuh mereka tanpa perasaan berdosa dan penuh dengan kebencian. Hal itu terungkap dari pernyataan seorang pembunuhnya yang merasa puas setelah warga sipil itu ditembak mati. Ia mengatakan "dead bastards" (mati kau sialan).
Dalam rekaman itu terungkap bahwa tentara AS mencurigai ada warga sipil yang menenteng senapan AK-47 dan sebuah bazooka sehingga layak ditembak mati. Padahal, benda seperti bazooka yang tampak dari atas helikopter itu adalah kamera yang dibawa wartawan Reuters, Namir Noor-Eldeen. Seorang wartawan Reuters lainnya, Saeed Chmagh beruntung lolos dari maut dan hanya menderita luka. Sebanyak delapan warga sipil tewas akibat serangan itu.
Prajurit Bradley Manning, dinyatakan bersalah membocorkan rahasia AS namun bebas dari tuduhan membantu musuh. Ia terancam hukuman maksimal 100 tahun penjara.
Kebocoran informasi itu merupakan yang terbesar dalam sejarah AS. Manning antara lain membocorkan sebanyak 470 ribu laporan pertempuran dan 250 ribu kawat diplomatik antara dubes di dunia dengan Washington.
Kebocoran ini membuat malu AS di mata dunia karena menunjukkan wajah pemerintah AS yang sesungguhnya. AS selalu tampak manis terhadap sekutu-sekutunya. Namun, di belakang layar, AS ternyata suka menjelek-jelekkan sekutunya sendiri.
Ada plula kebocoran yang menunjukkan kebobrokan prajurit AS di medan peran Irak. Dari rekaman video yang dibocorkan terlihat bagaimana AS membunuh warga sipil Irak, termasuk seorang wartawan Reuters.
Inilah tujuh dokumen yang dibocorkan oleh Manning yang mempermalukan AS di mata sekutu-sekutunya dan dunia:
Kebocoran informasi itu merupakan yang terbesar dalam sejarah AS. Manning antara lain membocorkan sebanyak 470 ribu laporan pertempuran dan 250 ribu kawat diplomatik antara dubes di dunia dengan Washington.
Kebocoran ini membuat malu AS di mata dunia karena menunjukkan wajah pemerintah AS yang sesungguhnya. AS selalu tampak manis terhadap sekutu-sekutunya. Namun, di belakang layar, AS ternyata suka menjelek-jelekkan sekutunya sendiri.
Ada plula kebocoran yang menunjukkan kebobrokan prajurit AS di medan peran Irak. Dari rekaman video yang dibocorkan terlihat bagaimana AS membunuh warga sipil Irak, termasuk seorang wartawan Reuters.
Inilah tujuh dokumen yang dibocorkan oleh Manning yang mempermalukan AS di mata sekutu-sekutunya dan dunia:
1.Rusia Dibilang Negeri Klepto
Dalam sebuah dokumen kawat rahasia antara kedubes AS dengan Washington, terungkap bahwa AS menilai Rusia sebagai negeri korup, kleptokrasi otokratis yang semuanya berpusat di Perdana Menteri Vladimir Putin (sekarang Presiden Rusia). Dalam kawat lainnya, AS menyebut Presiden Dmitry Medvedev (sekarang Perdana Menteri Rusia) sebagai "Robin" dan Putin sebagai "Batman".
Pernyataan itu mengutip penilaian seorang jaksa Spanyol Jose 'Pepe' Grinda Gonzalez yang menyatakan bahwa Belarus, Chechnya dan Rusia adalah "negara mafia" virtual.
2.Perkawanan Jahat Berlusconi-Putin
Sebuah kawat diplomatik AS menyebutkan, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi sebagai orang yang tak acuh dan banyak mengambil keuntungan dari "perkawanan jahat" dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin.
"Berlusconi sangat mengagumi gaya Putin yang macho, tegas, dan otoriter. Gaya itu menurut Berlusconi pas dengan dirinya," demikian bunyi kawat tersebut.
3.PM Australia Salah Melulu
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dinilai AS sebagai orang yang cenderung selalu salah mengambil keputusan. AS menyebutnya "(Rudd) selalu membuat pernyataan tanpa berkonsultasi dulu dengan negara lain atau dengan anggota pemerintahan Australia lainnya".
"Cara kerjanya menunjukkan bahwa dia tidak memiliki staf maupun pengalaman yang bisa melakukan pekerjaan dengan benar," demikian bunyi kawan tersebut.
4.Presiden Afganistan Tak Becus
Presiden Afganistan Hamid Karzai dinilai tidak cakap untuk menjadi seorang presiden. "Karzai adalah seorang penakut dan orang yang lemah dan tidak memahami pengetahuan dasar untuk membangun bangsa," demikian bunyi kawat diplomatik kepada Washington.
Sebagai informasi, Karzai adalah presiden boneka AS yang dipasang untuk menggulingkan kekuasaan Taliban di Afganistan. Karzai sebelumnya bermukim di AS.
5.Orang Jerman Ditangkap AS
Pada 2004, secara diam-diam, seorang warga negara Jerman ditangkap di Makedonia dan ditahan di penjara rahasia milik CIA. Selain itu, dalam kawat diplomatiknya, AS juga menyebut Kanselir Jerman Angela Merkel sebagai orang yang "berpotensi melawan dan tidak kreatif".
6.Orang Tak Berdosa di Penjara Guantanamo
Sebuah dokumen AS menungkapkan bahwa banyak tahanan di penjara Guantanamo, Kuba sebenarnya tidak berdosa dan masuk kategori berisiko rendah terhadap AS. Hanya 220 dari 780 tahanan yang benar-benar dikategorikan teroris berbahaya.
"Tidak jelas mengapa tahanan itu dipindahkan ke GTMO (Guantanamo)…. Dari hasil asesmen terungkap bahwa mereka bukanlah musuh kombatan."
7.Collateral Murder
Sebuah rekaman video mengungkapkan pembunuhan warga sipil AS, termasuk seorang wartawan Reuters di Irak pada 2007. Pembunuhan oleh tentara AS melalui helikopter Apache itu menjadi skandal terbesar dalam militer AS. Rekaman itu dipublikasikan secara online dengan judul "Collateral Murder" (pembunuhan salah sasaran).
Prajurit itu membunuh mereka tanpa perasaan berdosa dan penuh dengan kebencian. Hal itu terungkap dari pernyataan seorang pembunuhnya yang merasa puas setelah warga sipil itu ditembak mati. Ia mengatakan "dead bastards" (mati kau sialan).
Dalam rekaman itu terungkap bahwa tentara AS mencurigai ada warga sipil yang menenteng senapan AK-47 dan sebuah bazooka sehingga layak ditembak mati. Padahal, benda seperti bazooka yang tampak dari atas helikopter itu adalah kamera yang dibawa wartawan Reuters, Namir Noor-Eldeen. Seorang wartawan Reuters lainnya, Saeed Chmagh beruntung lolos dari maut dan hanya menderita luka. Sebanyak delapan warga sipil tewas akibat serangan itu.