Mata Internet Dunia: 5 Kejanggalan Kasus Dugaan Perkosaan Wartawati -
Polisi masih menelusuri kasus dugaan perkosaan terhadap wartawati sebuah televisi swasta di gang sempit, Jl Raya Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. Dari hasil pemeriksaan, polisi menemukan ada beberapa kejanggalan dalam kasus ini.
Wartawati ini diduga diperkosa di mulut gang samping LIA, Jalan Pramuka, Jakarta Timur pada Kamis (20/6) pukul 18.10 WIB lalu. Hal ini dilaporkan suami korban, setelah menemukan korban tengah menangis di lokasi kejadian. Kepada sang suami, korban mengaku telah diperkosa seseorang yang berbadan tinggi.
Polisi kesulitan mengungkap kasus ini karena minimnya saksi di lokasi kejadian. Selain itu, korban dinilai tidak kooperatif kepada polisi sehingga menyulitkan penyelidikan.
Meski dengan kondisi tersebut, polisi tak patah arang dan tetap menyelidiki kasus ini. Namun dalam perjalanannya, dari pemeriksaan awal, polisi merasa ada beberapa kejanggalan dalam kasus ini.
Berikut beberapa kejanggalan yang ditemukan polisi berdasarkan keterangan Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (1/7/2013),dikutip dari News.detik:
Wartawati ini diduga diperkosa di mulut gang samping LIA, Jalan Pramuka, Jakarta Timur pada Kamis (20/6) pukul 18.10 WIB lalu. Hal ini dilaporkan suami korban, setelah menemukan korban tengah menangis di lokasi kejadian. Kepada sang suami, korban mengaku telah diperkosa seseorang yang berbadan tinggi.
Polisi kesulitan mengungkap kasus ini karena minimnya saksi di lokasi kejadian. Selain itu, korban dinilai tidak kooperatif kepada polisi sehingga menyulitkan penyelidikan.
Meski dengan kondisi tersebut, polisi tak patah arang dan tetap menyelidiki kasus ini. Namun dalam perjalanannya, dari pemeriksaan awal, polisi merasa ada beberapa kejanggalan dalam kasus ini.
Berikut beberapa kejanggalan yang ditemukan polisi berdasarkan keterangan Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (1/7/2013),dikutip dari News.detik:
1. Korban Tak Terbuka kepada Polisi
[lihat.co.id] - Polisi kesulitan mencari pelaku dalam kasus ini. Selain karena minimnya saksi, kesulitan juga dialami polisi lantaran korban tidak terbuka dalam proses penyidikan.
Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pencarian bukti-bukti dalam upaya mengungkap siapa pelaku perkosaan wartawati tersebut. Namun pencarian bukti-bukti itu belum disertai dengan keterangan yang benar dari korban.
"Bukan berarti korban membuat keterangan palsu, yang jelas ini masih kita cari siapa pelaku sebenarnya. Hanya saja yang kita sesalkan, korban tidak terbuka dan dia menyampaikan fakta yang tidak benar," kata Herry.
Selanjutnya, polisi telah melakukan profiling terhadap korban dan juga lokasi kejadian di gang sempit itu. "Sudah kita kumpulkan profil korban, profil TKP, yang pada intinya bisa mengarah kita untuk menemukan pelaku sesungguhnya," kata Herry.
Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pencarian bukti-bukti dalam upaya mengungkap siapa pelaku perkosaan wartawati tersebut. Namun pencarian bukti-bukti itu belum disertai dengan keterangan yang benar dari korban.
"Bukan berarti korban membuat keterangan palsu, yang jelas ini masih kita cari siapa pelaku sebenarnya. Hanya saja yang kita sesalkan, korban tidak terbuka dan dia menyampaikan fakta yang tidak benar," kata Herry.
Selanjutnya, polisi telah melakukan profiling terhadap korban dan juga lokasi kejadian di gang sempit itu. "Sudah kita kumpulkan profil korban, profil TKP, yang pada intinya bisa mengarah kita untuk menemukan pelaku sesungguhnya," kata Herry.
2. Korban Tak Mengaku Diantar oleh Temannya
[lihat.co.id] - Polisi awalnya mendapat keterangan bahwa korban berjalan sendiri di gang sempit yang menjadi lokasi kejadian dugaan pemerkosaan. Namun setelah dilakukan pemeriksaan dan enam kali rekonstruksi, diketahui bahwa ada teman laki-laki korban yang mengantar.
"Setelah pra rekon 6 kali, 4 kali oleh Polda dan 2 kali dari Polres Jaktim, terungkap fakta sebenarnya, ternyata si korban pulang dari tempat kerja itu tidak sendirian tapi diantar rekan kerjanya, sama-sama wartawan juga, laki-laki," papar Herry.
Fakta tersebut terungkap setelah polisi memeriksa saksi terkahir dalam kasus tersebut. Seorang teman laki-laki korban --kamerawan di media yang sama-- menyampaikan fakta tersebut kepada penyidik setelah diinterogasi selama beberapa jam di Mapolda Metro Jaya pada akhir pekan lalu.
"Pengakuan teman korban yang antar ini, pengakuannya dia yang antar, dari kantor antar jam 18.10 WIB (Kamis 20 Juni) dan sampai disitu, mereka pisah," kata Herry.
Usai mengantar korban hingga mulut gang, lanjutnya, saksi kembali. Setelah itu, barulah korban menelepon suaminya, yang sudah menunggunya di seberang lokasi tempat kejadian.
"Ditemukan suaminya sudah ada lebam dan pakaiannya kotor. Memang saat itu habis ujan, jalannya tanah jadi becek-becek gitu," ujar Herry.
"Setelah pra rekon 6 kali, 4 kali oleh Polda dan 2 kali dari Polres Jaktim, terungkap fakta sebenarnya, ternyata si korban pulang dari tempat kerja itu tidak sendirian tapi diantar rekan kerjanya, sama-sama wartawan juga, laki-laki," papar Herry.
Fakta tersebut terungkap setelah polisi memeriksa saksi terkahir dalam kasus tersebut. Seorang teman laki-laki korban --kamerawan di media yang sama-- menyampaikan fakta tersebut kepada penyidik setelah diinterogasi selama beberapa jam di Mapolda Metro Jaya pada akhir pekan lalu.
"Pengakuan teman korban yang antar ini, pengakuannya dia yang antar, dari kantor antar jam 18.10 WIB (Kamis 20 Juni) dan sampai disitu, mereka pisah," kata Herry.
Usai mengantar korban hingga mulut gang, lanjutnya, saksi kembali. Setelah itu, barulah korban menelepon suaminya, yang sudah menunggunya di seberang lokasi tempat kejadian.
"Ditemukan suaminya sudah ada lebam dan pakaiannya kotor. Memang saat itu habis ujan, jalannya tanah jadi becek-becek gitu," ujar Herry.
3. Saksi Mengaku Berpacaran dengan Korban
[lihat.co.id] - Polisi menemukan fakta bahwa korban diantar oleh teman laki-lakinya menyusuri gang sempit yang menjadi lokasi kejadian dugaan pemerkosaan. Hal ini sebelumnya tak diakui oleh korban.
Usut punya usut, si teman korban ini rupanya sering mengantar korban setelah korban pulang kerja. "Pengakuannya, korban kalau pulang selalu diantar oleh saksi ini. Dari pengakuan saksi, mereka ini pacaran," kata Herry.
Entah teman pria korban itu pelakunya, Herry menyatakan pihaknya belum bisa menyimpulkannya. "Teman laki-laki korban ini masih saksi," kata dia.
Polisi juga tentu tidak gegabah menentukan siapa pelakunya. Pasalnya, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan juga olah TKP serta penemuan bukti-bukti di lapangan, keterangan korban soal dugaan diperkosa itu, masih janggal.
Usut punya usut, si teman korban ini rupanya sering mengantar korban setelah korban pulang kerja. "Pengakuannya, korban kalau pulang selalu diantar oleh saksi ini. Dari pengakuan saksi, mereka ini pacaran," kata Herry.
Entah teman pria korban itu pelakunya, Herry menyatakan pihaknya belum bisa menyimpulkannya. "Teman laki-laki korban ini masih saksi," kata dia.
Polisi juga tentu tidak gegabah menentukan siapa pelakunya. Pasalnya, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan juga olah TKP serta penemuan bukti-bukti di lapangan, keterangan korban soal dugaan diperkosa itu, masih janggal.
4. Keterangan Berbeda antara Korban dan Saksi
[lihat.co.id] - Polisi menguji keterangan teman laki-laki korban, terkait posisi akhir mengantar korban. Baik dari keterangan korban, maupun saksi ini, polisi menemukan adanya ketidaksesuaian.
"Menurut korban tempatnya di titik A, tapi menurut saksi di titik C, jadi nggak sinkron. Jadi ada keterangan yang masih dia (korban) tutup-tutupi," kata Herry.
Disampaikan Herry, pihaknya masih terus menggali keterangan korban dan mencari bukti-bukti terkait peristiwa yang dilaporkan suami korban ini.
Dari hasil olah TKP di lokasi kejadian, gang sempit yang hanya berukuran lebar 1 meter dan tinggi tembok yang membelah gang berukuran sekitar 2 meter. Bahkan penyidikan lebih diseriuskan lagi, dengan mengulang prarekon hingga 6 kali.
"Kalau berteriak di situ, pasti menggema dan didengar oleh warga sekitar dan menurut warga, dari mulai dibangunnya gang itu sampai sekarang, belum pernah ada kejadian perkosaan di situ," imbuh dia.
"Menurut korban tempatnya di titik A, tapi menurut saksi di titik C, jadi nggak sinkron. Jadi ada keterangan yang masih dia (korban) tutup-tutupi," kata Herry.
Disampaikan Herry, pihaknya masih terus menggali keterangan korban dan mencari bukti-bukti terkait peristiwa yang dilaporkan suami korban ini.
Dari hasil olah TKP di lokasi kejadian, gang sempit yang hanya berukuran lebar 1 meter dan tinggi tembok yang membelah gang berukuran sekitar 2 meter. Bahkan penyidikan lebih diseriuskan lagi, dengan mengulang prarekon hingga 6 kali.
"Kalau berteriak di situ, pasti menggema dan didengar oleh warga sekitar dan menurut warga, dari mulai dibangunnya gang itu sampai sekarang, belum pernah ada kejadian perkosaan di situ," imbuh dia.
5. Tak Ditemukan Bekas Sperma di Baju Korban
[lihat.co.id] - Uji scientific dilakukan aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya guna mengungkap pelaku dugaan perkosaan terhadap wartawati sebuah televisi swasta. Visum sementara menunjukkan tidak ditemukan bekas sperma pada baju wartawati tersebut.
"Kita masih menunggu hasil visum selengkapnya. Sementara (visum) secara swipe, tidak ditemukan bekas sperma di pakaian korban, tetapi hanya ditemukan bekas tanah," jelas Kasubdit Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/7/2013).
Sekadar untuk diketahui, jalanan di sekitar lokasi kejadian pada malam itu, becek. "Karena habis turun hujan," ucap Herry.
Herry mengatakan, kendati dari temuan sementara polisi masih menemukan kejanggalan, namun pihaknya tetap akan menyelidiki dugaan kasus tersebut. Ia cuma menyesalkan korban yang dinilai kurang kooperatif dalam menyampaikan fakta-fakta di lokasi kejadian.
"Yang jelas, kita masih lanjutkan pelaporan korban itu. Hanya saja kita sesalkan korban tidak terbuka, sampaikan fakta tidak benar, harusnya sampaikan dari awal bahwa korban diantar temannya, tetapi ini tidak," jelas Herry.
"Kita masih menunggu hasil visum selengkapnya. Sementara (visum) secara swipe, tidak ditemukan bekas sperma di pakaian korban, tetapi hanya ditemukan bekas tanah," jelas Kasubdit Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/7/2013).
Sekadar untuk diketahui, jalanan di sekitar lokasi kejadian pada malam itu, becek. "Karena habis turun hujan," ucap Herry.
Herry mengatakan, kendati dari temuan sementara polisi masih menemukan kejanggalan, namun pihaknya tetap akan menyelidiki dugaan kasus tersebut. Ia cuma menyesalkan korban yang dinilai kurang kooperatif dalam menyampaikan fakta-fakta di lokasi kejadian.
"Yang jelas, kita masih lanjutkan pelaporan korban itu. Hanya saja kita sesalkan korban tidak terbuka, sampaikan fakta tidak benar, harusnya sampaikan dari awal bahwa korban diantar temannya, tetapi ini tidak," jelas Herry.