Mata Internet Dunia: 5 Tudingan Ahok tentang Mafia PNS -
Bukan kali ini saja Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) marah-marah. Mantan anggota DPR ini kerap marah jika ada persoalan belum dibereskan.
Kemarin, saat menanggapi persoalan petugas Pintu Air Manggarai yang belum dibayar gajinya, Ahok terlihat geram. Ia menduga ada permainan politik di balik ini semua.
Ahok menuding biang keladinya adalah PNS DKI, anak buahnya sendiri. Ia menduga, PNS-PNS ini tak suka dengan Jokowi dan Ahok.
Menurut Ahok, berbagai cara dilakukan oleh para PNS ini untuk menjegal programnya. Berikut tudingan-tudingan Ahok kepada PNS,dikutip dari Merdeka:
Kemarin, saat menanggapi persoalan petugas Pintu Air Manggarai yang belum dibayar gajinya, Ahok terlihat geram. Ia menduga ada permainan politik di balik ini semua.
Ahok menuding biang keladinya adalah PNS DKI, anak buahnya sendiri. Ia menduga, PNS-PNS ini tak suka dengan Jokowi dan Ahok.
Menurut Ahok, berbagai cara dilakukan oleh para PNS ini untuk menjegal programnya. Berikut tudingan-tudingan Ahok kepada PNS,dikutip dari Merdeka:
1. Ada PNS main fitnah
Ahok menuding ada pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang main fitnah. Tudingan itu muncul seiring pengakuan pegawai Pintu Air Manggarai yang belum digaji.
Ahok berpesan kepada wartawan agar mencatat nama dan pangkat PNS yang mengaku belum dibayar gajinya.
"Minta tolong kalau wawancara sama PNS, catat nama dan pangkatnya siapa, kalau rekamannya jelas, saya kasih sanksi. Brengsek sekali main fitnah, gitu loh," kata Ahok di Balai Kota, Rabu (17/7).
Menurut Ahok, soal gaji penjaga pintu air, Dinas PU memiliki uang. Dia ingin mencari tahu operator yang mempekerjakan penjaga pintu air dan belum juga menggaji mereka.
Ahok berpesan kepada wartawan agar mencatat nama dan pangkat PNS yang mengaku belum dibayar gajinya.
"Minta tolong kalau wawancara sama PNS, catat nama dan pangkatnya siapa, kalau rekamannya jelas, saya kasih sanksi. Brengsek sekali main fitnah, gitu loh," kata Ahok di Balai Kota, Rabu (17/7).
Menurut Ahok, soal gaji penjaga pintu air, Dinas PU memiliki uang. Dia ingin mencari tahu operator yang mempekerjakan penjaga pintu air dan belum juga menggaji mereka.
2. PNS Pengecut
Ahok curiga ada unsur politik pengakuan petugas kebersihan Pintu Air Manggarai yang mengaku belum dibayar selama empat bulan. Ia ingin petugas yang mengaku belum digaji itu dicatat namanya. Sebab, Dinas PU mengaku sudah menyelesaikan.
"Kalau ada yang ngomong, catat namanya, ini bagian dari politik," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (17/7).
Ahok menuding, ada PNS yang menjadi mafia. Ia geram lantaran mafia itu mengacak-acak programnya.
"Jadi memang ada mafia di sini PNS yang tidak puas tapi pengecut. Saya sudah bilang kalau tidak suka di DKI, mohon maaf saja kami masih punya jatah 51 bulan di sini. Tapi kalau enggak senang, keluar. Saya tanda tangan suratnya," jelasnya.
"Kalau ada yang ngomong, catat namanya, ini bagian dari politik," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (17/7).
Ahok menuding, ada PNS yang menjadi mafia. Ia geram lantaran mafia itu mengacak-acak programnya.
"Jadi memang ada mafia di sini PNS yang tidak puas tapi pengecut. Saya sudah bilang kalau tidak suka di DKI, mohon maaf saja kami masih punya jatah 51 bulan di sini. Tapi kalau enggak senang, keluar. Saya tanda tangan suratnya," jelasnya.
3. Banyak setannya di PU DKI
Ahok membantah pemotongan anggaran sebesar 25 persen di Dinas Pekerjaan Umum DKI berdampak pada penunggakan gaji petugas kebersihan di Pintu Air Manggarai. Sebelum dialihkan ke Dinas Kebersihan, Ahok mendapatkan laporan pembayaran sudah diselesaikan oleh PU.
"Bukan. Uang sudah ada. Yang ngomong itu siapa? Banyak oknum setannya di situ gitu loh, saya belum periksa tuh PU nyolong-nyolong semua. Konsultan-konsultan semua. Jadi enggak usah fitnah-fitnah, ngarang-ngarang kayak gitu? Nanti akan kita cari tahu," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (17/7).
Ahok menegaskan, pemotongan anggaran 25 persen tidak berdampak pada yang lain. Buktinya, setelah dipotong masih tersisa anggarannya.
"Kita hanya mengurangi 25 persen dari item Anda. Bukan pekerjaan Anda. Yang kami maksud harga Anda yang kemahalan. Buktinya kan masih ada sisa Rp 1,3 triliun," ujarnya.
"Bukan. Uang sudah ada. Yang ngomong itu siapa? Banyak oknum setannya di situ gitu loh, saya belum periksa tuh PU nyolong-nyolong semua. Konsultan-konsultan semua. Jadi enggak usah fitnah-fitnah, ngarang-ngarang kayak gitu? Nanti akan kita cari tahu," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (17/7).
Ahok menegaskan, pemotongan anggaran 25 persen tidak berdampak pada yang lain. Buktinya, setelah dipotong masih tersisa anggarannya.
"Kita hanya mengurangi 25 persen dari item Anda. Bukan pekerjaan Anda. Yang kami maksud harga Anda yang kemahalan. Buktinya kan masih ada sisa Rp 1,3 triliun," ujarnya.
4. Ada yang sengaja nahan uang
Ahok akan mengecek apakah petugas Pintu Air Manggarai yang belum terbayar tersebut berasal dari operator atau honorer. "Kita mau cek salah di mana. Saya khawatir ada oknum di PU, sengaja nahan uang ini supaya sampah berantakan di mana-mana," ungkapnya.
Ahok mencontohkan kasus lama. "Pak Eri (Mantan Kadis PU) kan dulu begitu, Sunter yang dulu sampah, pasar ikan tergenang sampah. Alasannya, anggaran diputus. Begitu kita turunkan alat kerja, beres tuh," ujarnya.
Ahok mencontohkan kasus lama. "Pak Eri (Mantan Kadis PU) kan dulu begitu, Sunter yang dulu sampah, pasar ikan tergenang sampah. Alasannya, anggaran diputus. Begitu kita turunkan alat kerja, beres tuh," ujarnya.
5. Mau fait accompli
Masih dalam kasus yang sama, Ahok menduga ada yang tidak beres di Dinas Pekerjaan Umum DKI. Kerjanya asal-asalan setelah ia melakukan pemotongan 25 persen anggaran.
Dia bercerita, dulu di Sunter dan Pasar Ikan juga sempat terjadi tumpukan sampah. Alasannya, anggaran diputus. "Begitu kita turunkan alat kerja, beres tuh. Kita curiga ada apa. Dia sengaja mau fait accompli kita karena hemat uang. Kurang ajar. Siapa yang bilang," ujar Ahok kesal.
Dia bercerita, dulu di Sunter dan Pasar Ikan juga sempat terjadi tumpukan sampah. Alasannya, anggaran diputus. "Begitu kita turunkan alat kerja, beres tuh. Kita curiga ada apa. Dia sengaja mau fait accompli kita karena hemat uang. Kurang ajar. Siapa yang bilang," ujar Ahok kesal.